Semangat



Selasa, hari bahagia sisa malam menakjubkan, sedari jam enam pagi aku bergegas dengan kuda besi berlari menyusuri kelok-berkelok susunan batu terlapis aspal, naik turun tak keruan bukit-bukit. Tebing-tebing menjadi tembok kokoh berhimpit jurang berbatas jalan. 

Mengalir sungai-sungai tercemar keserakahan manusia. Pagi yang dingin penuh semangat, Tak lain tak bukan, aku ingin segera bertemu dengan keponakan-keponakan, otak ruwetku masih berselimut hati bahagia sudah disodori pertanyaan-pertanyaan entah sudah seberapa besar, lucu, gemas, tangis, canda tawa, ompol, ompong.

 Tak ku hirau ku melaju seakan tak kencang-kencang, aku terus melaju di jalanan pagi yang masih lenggang dari aktifitas jalan runyam. Hati yang penuh dengan cinta,keluarga,sahabat dan dia meskipun masih kecewa. Ku lirik jarum penunjuk terhubung dengan putaran roda depan, menunjuk angka dalam batas, ku lajukan motor melesat melaju menembus kabut-kabut pagi menawarkan dingin, siangpun mulai beranjak melintasi pagi berselimut menuju deretan pegunungan. 

Berderet-deret tentang Keangungan-Mu, berbaris disetiap Keindahan alam menjanjikan kedamaian dibarisan pohon sejuk berteduh, Kemurahan-Mu pada setiap hamba-hamba-Mu. Secuil gambaran tentang Keperkasaan-Mu terlukis dalam kokohnya tebing-tebing bebatuan.

 Samigaluh, Kulon Progo, 22 september 2009 07.00 WIB


EmoticonEmoticon