Figur bisa juga diartikan sebuah bentuk atau wujud, tapi figur bisa menjadi sangat penting dalam proses pertumbuan seorang anak. Anak-anak cenderung akan mencari sesuatu untuk dijadikan panutan atau contoh. bahkan bukan cuma anak-anak tapi sampai seseorang dewasa memiliki pendirian yang cukup untuk yakin bahwa ini jalan yang akan ia lalui. Sebelum menemukan pijakan yang tepat yang akan diyakini oleh seseorang mereka sangat memerlukan sebuah figur. Dalam hal ini figur dimaknakan sebagai sesuatu yang menjadi pusat perhatian yang diproses menjadi tokoh dalam cerita di jalan kehidupan seseorang.
Bayangkan saja ketika anak kita sedang mencari figur untuk proses belajarnya, tidak mendapati kedua orang tuanya kecual saat ia sudah mengantuk. Ia hanya mendapatkan figur neneknya atau bahkan pengasuhnya. Anda bisa membayangkan.. ? lalu mereka akan mendapatkan banyak figur lagi di cerita tv, sinetron, tokoh kartu atau tokoh anime. Ya, mereka melalui proses belajar dan memasukan semua yang ia lihat itu meskipun mereka juga tidak terlalu mengerti. Mereka belum bisa menyaring mana yang bisa mereka terapkan atau itu hanya untuk sekedar hiburan.
Kita sebagai orang tua tentunya bertanggung jawab penuh atas perkembangan anak kita tentunya. Tapi nyatanya kita terlalu disibukan dalam urusan mencari uang yang notabene adalah untuk memenui kebutuhan dan kesejahteraan sang anak sebelum ia mandiri. Seharusnya kita meluangkan banyak waktu dari pada materi untuk anak-anak kita. Mereka memerlukan kita sebagai seseorang yang enak untuk mengobrol, curhat, bertanya, konsultasi. Sadarkah kita kita seharusnya yang menjadi figur utama dalam kehidupan awal anak kita, sebelum ia mampu memilih figur dengan tepat.
Telepas dari kontroversi yang sedang terjadi, anak-anak akan cenderung membela diri dengan mengatakan "lihat kakak aja begini masak adika nggak boleh, liat ibu bapak aja begini masak aku tidak boleh, ibu ini adalah caranya spongbob loh, yang pentingkan kakak punya prestasi Bu gak masalah mau tatoan apa ndak?. Gimana rasanya anda sebagai orang tua mendengar mereka memberikan alasan untuk membela diri. Jangan salahkan sang anak seharusnya kita yang berpikir dan sadar selama ini seperti apa cara kita mendidiknya.